Ketakutan redaksi saat menyantap sate klathak ya itu tusuk
ruji sepedanya. Kalau tidak hati hati, saking bersemangatnya makan,
tusuk bisa kena langit langit mulut. Atau nyasar ke mata? Tapi itu
anggapan berlebihan karena sate klathak tidaklah seram meskipun memakai
tusuk ruji sepeda yang ujungnya runcing. Malah sate klathak produk
kuliner Jogja yang telah melegenda dan terkenal ke seantero Nusantara.
BERBUMBU CUKUP GARAM
Sate klathak tersohor karena beberapa hal yaitu:
1. Letaknya yang lumayan butuh energi besar alias jauh bagi penikmatnya. Banyak warung sate klathak yang berjejer di Jalan Imogiri Timur. Sekira 10 kilometer, Santap Mania harus tempuh sampai warung sate klathak Pak Bari di Pasar Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul. Kalau hujan akan lebih menantang lagi, bukan?
2. Selain tusuknya dari ruji sepeda yang konon merupakan
konduktor pengantar panas yang sempurna sehingga daging sate masak
penuh, sate klathak cukup berbumbu garam namun tak mengurangi keajaiban
rasanya. Justru bumbu ini mengunci rasa sate kambing muda lebih natural.
3. Bumbunya bukan kecap atau kacang melainkan bumbu gule yang enak meski sederhana.
4. Tempat nongkrongnya yang desawi banget sehingga Santap Mania betah karena tak akan kita jumpai di kota besar.
0 komentar:
Posting Komentar