Home »
» Tak Lagi Murah, Namun Tetap Meriah
Jogja mungkin terkenal dengan banyak pilihan kuliner nan lezat-lezat.
Tapi bagi saya yang paling asyik tetap makan di angkringan! Nasi kucing,
wedang jahe, tahu bacem, sate usus.. Lhab-lheb.. sambil ngobrol santai
di bawah temaram lampu petromaks atau duduk lesehan, tak terasa udah
masuk banyak ke dalam perut kan.
Apalagi kalau makan nasi kucing di angkaringan Bu Henny yang
letaknya di pojok desa ngentak, bangunjiwo, kasihan, bantul, yogyakarta
yang masakanya enak dan lezat semua itu pasti teras mahal, TIDAK !!!!
hanya 1000-2000 rupiah saja dengan sajian yang mantap, sampai asyik
berbincang dengan penjualnya yang ramah, saya lupa kalau waktu sudah
larut malam.
Diam-diam karena meski harga per satuan menunya
tergolong murah antara Rp1.000-2.000, namun untuk mendapatkan porsi yang
memuaskan perut dan lidah pembeli mau tidak mau harus mengambil
beberapa bungkus nasi dan lauknya. Jadilah makan di angkringan sebenarnya tak benar-benar murah jika dibandingkan makan di warteg atau warung nasi padang di mana uang Rp12.000 kita bisa mendapatkan sepiring nasi ayam, es jeruk, dan gorengan.
Saya
menghabiskan Rp12.000 untuk nasi kucing, dengan lauk berupa satu buah
tahu bacem, satu tusuk sate usus, sepotong martabak kecil dan segelas es
teh seperti gambar di atas. Harga tersebut mungkin tergolong murah bagi
para pendatang di Yogyakarta, namun untuk sebuah angkringan Rp12.000
tergolong mahal apalagi jika melihat porsi dan jenis yang dimakan tidak
sebanding dengan harganya.
Itulah
realita angkringan saat ini. Memang masih banyak angkringan yang murah
layaknya orang selama ini mengenal angkringan sebagai tempat makan di
saat dompet menipis. Tapi tidak sedikit pula angkringan yang diam-diam
menguras isi dompet.
0 komentar:
Posting Komentar